Showing posts with label Pertanian. Show all posts
Showing posts with label Pertanian. Show all posts

Stroberi muda.


Sebelum stroberi berwarna merah, warna stroberi adalah hijau dulu kemudian berubah menjadi agak keputihan seperti dalam foto dan selanjutnya menjadi merah dan siap untuk dimakan.
Tapi kalau ketemu buah stroberi berwarna merah janganlah langsung dimakan , kalau ketemu buah yang muda dan putih jangan langsung dibuang.
Stroberi yang masih warna putih seperti di foto kalau dimakan rasanya agak asem seperti mangga tapi enak dan menyegarkan.

n.b: ingat cuci tangan dan cuci buah sampe bersih sebelum dimakan.

Sayuran organik yang bener-bener alami di pancasari

 Dewasa ini semakin banyak orang yang perduli dengan berharganya kesehatan, ini disebabkan informasi tentang kesehatan yang santer disampaikan para pelaku multi level marketing terutama yang berkecimpung dalam penjualan produk-produk kesehatan. Faktor lain penyebab meleknya masyarakat akan arti penting kesehatan adalah informasi dari media televisi, surat kabar, radio dan juga dari pengalaman/ bukti langsung di masyarakat atau bahkan pengalaman pribadi.

Sering orang menyampaikan bahwa makanan adalah sebagai sumber kesehatan tetapi kalau kita salah makan maka bisa menimbulkan yang sebaliknya yaitu terkena penyakit atau merosotnya kesehatan.

Mengkonsumsi produk organik lebih baik daripada menkonsumsi yang anorganik. Beberapa produk organik yang secara alami dan turun temurun sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat pancasari adalah Buah Jepang/Labu siam, bayam, dan daun singkong. Sebenarnya masih ada yang lain seperti embung, kara, kelongkang dan paku tetapi keberadaan komoditas sudah sangat jarang dijumpai. Sayuran tersebut memang sama sekali gak pernah diperlakukan menggunakan pestisida, jadi 100% murni alami organik, seandainya ada penyertifikatan masalah keorganikan sayuran ini maka pastinya akan dapat sertifikat prima 1.



Dalam seminggu memek biasanya sempat nyari buah jepang barang dua atau tiga kali. Pohon Jepang yang tumbuh secara alami di pojok halaman menjadi sumber produk organik yang berkualitas prima.

Disamping buahnya, pucuk muda dari tanaman jepang ini juga sangat enak kalau dibikin sayur, yang paling populer adalah dibikin plecing muncuk jepang.

Anak-anak kecil sangat hobby mengonsumsi sayur jepang ini karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang khas dan menyegarkan.



Makan nasi ditemani dengan sayur jepang sangat terasa alaminya setelah makan pencernaan terasa enak dan tubuh rasanya nyaman.

Kalau anda mencari sayur jepang ini di hotel bintang lima atau di restoran mewah kemungkinan gak akan anda temukan, tetapi kalau di daerah pedesaan atau pegunungan seperti daerah pancasari maka anda akan dapatkan langsung dengan mudah.

Foto disebelah kanan ini adalah salah satu menu yang khas di pedesaan yang terdiri dari engseban jepang, engseban bayem, sambel bawang, gorengan taluh serta gorengan sudang.

Jika anda pengen menikmati makanan organik dengan aroma, rasa, dan suasana pedesaan, sebaiknya coba yang yang satu ini.

Cara menikmati engseban jepang ini dioleskan ke sambel bawang, abis gitu baru dimaem. Rasanya Maknyos lho.

Catatan: -memek         = ibu
             - engseban      = rebusan
              -jepang          = labu siam
              -sudang          = ikan asin
              -muncuk         = pucuk
              -embung         = bambu muda
                                 

Dadong Sumarna menemukan wortel dengan bentuk ajaib.

Sosok dalam foto ini dikenal dengan panggilan Dadong Sumarna, 
beliau berprofesi sebagai tukang cabut dan cuci wortel.

Siang hari itu seperti hari-hari sebelumnya saya jumpai Dadong Sumarna lagi nyuci wortel dengan partnernya di daerah Rurung Ngenjet di jl. laksmana Desa Pancasari
Kegiatan nyuci wortel memang paling enak dilakukan berdua menggunakan kampil, wortel dimasukkan kedalam kampil lalu dikasi air dan digoyang-goyang .. goyang kiri, goyang kanan begitu seterusnya dilakukan secara konstan maka dalam sekian kali goyangan wortel dituangkan ke keranjang dan disemprot/dibilas dengan air bersih, hasilnya adalah sekeranjang wortel yang bersih dan segar.

Begitu melihat saya hadir ditengah-tengah mereka, Dadong Sumarna dengan gayanya yang slengean langsung   nunjukin ke saya sebuah wortel yang bentuknya sangat ajaib.. Saya terkejut karena saya kira mau dikemplang pake wortel he he.. bentuknya seperti yang terlihat dalam foto, kalo menurut saya sich  bentuknya spiral melilit. Menurut Anda bentuknya mirip apa?

Catatan: Dadong ( Bahasa Bali ) artinya nenek.

Semangat Petani Pancasari.


Jika kita sempat ngobrol dengan petani yang ada di Pancasari, disamping kesuksesan dalam penjualan stroberi dan juga paprika yang selalu menjadi topik adalah hal jatuhnya harga dipasaran pas pada saat petani berhasil menghasilkan produk dengan bagus/kualitas maksimal.

Di bulan september 2012 ini yang menjadi sayuran yang terbengkalai adalah hasil tanaman tomat. Kejatuhan harga menyebabkan petani enggan mengurus tanaman tomatnya yang sebenarnya lagi bagus-bagusnya. Akibatnya tomat menjadi kelewat matang gak dipetik dan bahkan dibiarkan jatuh berserakan dikebun dikembalikan lagi ke tanah dipakai sebagai penyubur tanah/pupuk.

Namun rasa salut juga buat petani pancasari dan acungan jempol karena semangat untuk meningkatkan taraf kehidupan selalu ada bersama mereka. Seperti jawaban yang kemaren saya dapetin dari seorang petani muda di bilangan daerah dasong, dia bilang "saya sekarang akan siapkan bedengan aja dulu , begitu hujan turun.. saya akan tanam tomat kembali !"



Label Prima 1, Prima 2 dan Prima 3

Dalam waktu dekat Pemerintah Bali akan memberlakukan pe-label-an pada produk pertanian dengan label Prima.
Hal ini dilakukan untuk menghadapi persaingan pasar bebas tahun 2014 dan juga untuk meningkatkan mutu hasil pertanian dengan produk yang berkualitas dan minim pestisida hingga yang organik murni.
Untuk tahap awal akan dikeluarkan 5 sertifikat untuk 5 kelompok tani yang ada di Bali diantaranya adalah petani Jeruk kintamani  dan  petani sayuran desa Pancasari.




Semoga dengan penerapan pe-label-an ini, petani kita mampu bersaing dengan para petani dari luar serta pangan kita menjadi lebih aman untuk dikonsumsi.

Desa Pancasari - Penghasil Stroberi terbesar di Bali


Keberadaaan tanaman strawberry alias stoberi di Pancasari diawali dengan inisiatif seorang kepala desa yang bernama I Wayan Widia di tahun 1980-an yang mencoba menanam stroberi di lahannya  dengan cara yang masih sederhana yaitu menggunakan kompos dan beralaskan jerami, pada saat itu belum banyak masyarakat yang tahu apa itu strawberry.
Selanjutnya datanglah TVRI meliput tentang kegiatan yang dilakukan oleh I Wayan Widia demikian juga media massa yg lain seperti Bali Post. 
Sekitar 3 tahun setelah itu, mulai muncul investor yang ingin mendukung kegiatan pengembangan strawberry di Pancasari, ada yang dari Australia, Belanda, Jepang. Maka semakin berkembanglah pertanian strawberry di desa pancasari dengan adanya konsultan dan pemasaran yang jelas.



Saat ini sekitar 25 tahun berlalu, tanaman stroberi merupakan ikon dari petani desa pancasari dan juga orang pancasari. Kalo ada orang pancasari keluar daerah, ada yang nanya bapak/ibu dari mana, kalo dijawab dari pancasari akan terbyang kesegaran buah strawberry yang bikin orang nelan ludah secara spontan.

Berdasarkan perkiraan saya, saat ini tidak kurang dari 50 hektar lahan pancasari adalah lahan budidaya stroberi, dengan jumlah panen per 2 hari lebih dari 800 Kg buah stroberi segar berkwalitas.

Dengan perpaduan lingkungan pariwisata yang juga sedang berkembang di pancasari, saat ini lahan stroberi juga dijadikan sebagai empat agro wisata oleh petaani, bila ada yang berkunjung ke kebun dan mau petik stroberi sepuasnya akan dikenakan charge sekian rupiah. Hampir setiap petani di pancasari punya lahan yang ada stroberinya, dan ini pasti akan berlangsung seterusnya kecuali ada sesuatu dan lain hal. 


Masyarakat kota menjadikan plesiran ke desa pancasari sebagai wisata yang bergengsi karena pulang-pulang bisa bawa stroberi, makanan yg penuh gizi dan identik dengan warna merah = cinta = kasih sayang = gairah.